Thursday, August 11, 2011

Tinjauan Film Tranformers "dark of the moon"

FILM yang sulit ditulis nyatanya bukanlah film yang berat, dengan banyak kemungkinan penafsiran. Melainkan yang ringan, hanya dengan satu arah penafsiran: menghibur penonton.

Film macam begini, seperti Transformers: Dark of the Moon--atau Transformers 3 lebih singkatnya, akan keluar dari konteksnya jika dimaknai macam-macam. Maka, saya tak berniat memberi penafsiran lebih jauh pada Transformers 3 kecuali mendudukkannya sebagai film hiburan. Titik.

Transformers 3 dimulai dengan versi lain sejarah yang kita kenal soal pendaratan manusia ke bulan. Tahun 1961, Amerika Serikat mengetahui sebuah pesawat alien jatuh ke bagian sisi gelap bulan. Kemudian dirancanglah perjalanan manusia ke bulan, lengkap dengan pidato dan sosok Kennedy, yang baru terlaksana 1969. Selain mengucapkan "This is one small step for a man, one giant leap for mankind" misi lain astronot ke bulan adalah menengok reruntuhan pesawat alien di sana.

Syahdan, film berlanjut saat kita sudah melewati Transformers 1 dan 2. Manusia hidup damai dengan robot-robot baik Autobots dari planet Cybertron yang menjaga bumi dari serangan robot-robot jahat Decepticons.

Sementara itu, jagoan kita, Sam Witwicky (Shia LaBeouf) sedang mencari kerja dan menumpang hidup bersama kekasihnya yang baru, si seksi Carly (Rosie Huntington-Whiteley). Sam uring-uringan terus karena Carly begitu dimanja bosnya (diperankan Patrick Dempsey) yang kaya raya.

Autubots diberitahu pihak militer dan pensiunan NASA kalau ada pesawat alien di bulan yang rupanya adalah pesawat yang diawaki Sentinel Prime, pemimpin kaum Autobots ketika perang dengan Decepticon di planet Cybertron. Optimus Prime, pemimpin Autobots di bumi, kemudian ke bulan membawa pulang sentinel dan menghidupkannya dari mati suri.

Sentinel terbang keluar planet rupanya sambil membawa pilar-pilar yang akan menghubungkan bumi dengan planet Cybertron. Pilar-lilar itu kemudian jadi rebutan Autobots dan Decepticons. Sentinel ternyata malah berkhianat dan akhirnya membantu Decepticons membuat susunan pilar yang akan menjadi jembatan bagi kaum Decepticon di Cybertron menyeberang dengan mudah ke bumi, untuk menjajah dan menjadikan manusia budak mereka.

Membaca ceritanya mungkin terasa ribet. Tapi, percaya deh, filmnya jauh dari kesan begitu. Transformers 3 dibuat semata untuk mengeruk uang penonton. Toh, film keduanya yang tak disukai kritikus film sejagad menghasilkan uang AS$ 836 juta dari seluruh dunia. Yang berarti, sebagian besar orang tak peduli dengan ceritanya.

Begitu pun yang ini. Orang tak peduli kalau di film ketiga ini Megan Fox diganti posisinya oleh si seksi dari Inggris, Rosie Huntington-whiteley. Bahkan, andai semua pemerannya diganti pun jangan-jangan kita juga tak peduli. Yang penting para Autubots dan Decepticon bertempur penuh dentuman dan ledakan memanjakan mata kita.

Maka dari itu, film macam Transformers ini semakin meneguhkan anggapan kalau kini bukan sang bintang yang menentukan film bisa laris atau tidak. Tidak seperti era 1980-an hingga 1990-an saat setiap nonton film apa saja yang dibintangi Kevin Costner, Mel Gibson, atau Tom Cruise.

Andai kelak di film keempat Shia LaBeouf diganti, Transformers saya jamin tetap laris. Makanya, meski LaBeouf main di tiga film Transformers yang laris, aura kebintangannya tak nampak karena redup oleh para robot hasil kreasi komputer. Nasibnya beda dengan Harrison Ford yang bersinar di Indiana Jones dan Star Wars, Keanu Reeves di trilogi The Matrix, atau Johnny Depp di Pirates of the Caribbean. Semua aktor yang saya sebut itu mampu menunjukkan kualitas kebintangan mereka dan tak tenggelam oleh pamer teknologi dan efek khusus di film-film mereka.

Ah, saya mulai meracau mengulas film ini kemana-mana. Sudahlah, tonton saja dan bersiaplah terhibur.

SUMBER : MUSIKJI.NET

No comments:

Post a Comment