Saturday, August 6, 2011

Nazaruddin Yang Terlupakan

Ibarat Bajaj Angkutan Umum di Jakarta yg sedang berlari membawa angkutan hendak belok ke kiri atau ke kanan hanya Tuhan saja yang tahu, nyaris persis dengan keberadaan twitter handal partai Demokrat, Nazaruddin.


AGUS menilai, pers sedang dalam posisi yang sangat kuat. Menurutnya, kritik terhadap pers yang dilontarkan pejabat bahkan bisa berbalik menjadi kritik bagi pejabat tersebut. Dengan kekuatan demikian, pers diharapkan sampai pada fungsi mengungkap skandal.

"Dalam kasus Nazaruddin, saya pikir jangan-jangan alternatif yang paling mungkin untuk mengungkap skandal ini, ya, pemberitaan media karena penegak hukum itu meragukan, pemerintah tak tegas. Jadi, jangan-jangan yang paling realistis adalah media," katanya dalam diskusi mingguan polemik di Jakarta, Sabtu (6/8/2011).

Dikatakan Agus, pemberitaan pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie mengenai wacana pembubaran KPK dan pemaafan bagi koruptor yang menjadi kontroversi telah membuat pemberitaan Nazaruddin mereda dan seolah jauh dari penyelesaian. Fungsi pers harus berubah dari sekadar jurnalisme pernyataan menjadi jurnalisme investigatif.

"Jadi, bagaimana dengan kekuatan yang besar, pers tak hanya membeberkan masalah, tapi menuntaskan masalah," katanya.

No comments:

Post a Comment