Sunday, August 7, 2011

Sumut diuntungkan dari kerja sama dengan Uni Eropa

Medan - Pemerintah provinsi (Pemprov) dan pengusaha Sumatera Utara berharap hubungan kerjasama kemitraan komprehensif antara Indonesia - Uni Eropa dapat ditingkatkan. Sebab, kerjasama tersebut telah membuat keuntungan bagi Pemprov dan pengusaha.

"Dikatakan untung karena kerja sama kemitraan antara Indonesia- Uni Eropa itu bisa semakin meningkatkan ekspor mengingat komoditas dan produk yang diminati Uni Eropa sebagian besar ada dihasilkan Sumut seperti kopi, sawit dan kakao," Darwinsyah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut pada pembukaan sosialisasi hasil rekomendasi atas pembentukan kerja sama kemitran komprehensif antara Indonesia-Uni Eropa di Medan, belum lama ini.

Dalam acara yang dihadiri kalangan pemerintah, pengusaha dan berbagai asosiasi perdagangan tersebut, diyakini bahwa kerja sama tersebut dinilai semakin diperlukan karena sejak lama hubungan dagang antara Sumut dan negara-negara di Eropa sudah berlangsung bahkan dalam hal kunjungan wisatawan sempat mendominasi.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut, Irfan Mutyara, menyebutkan, dengan adanya kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa yang semakin baik, maka segala hambatan perdagangan yang dirasakan selama ini diharapkan bisa dihilangkan atau ditekan.

"Jarak tempuh yang lebih lama sering membuat ekspor Sumut ke negara Eropa dilakukan secara tidak langsung atau melalui negara lain seperti Singapura," ungkap Irfan seperti dikutip pemkomedan.go.id.

Tentunya dengan kerja sama itu, menurut Irfan, hambatan perdagangan langsung dan tarif angkutan atau bea masuk bisa ditekan.

Dukungan serupa juga disampaikan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Parlindungan Purba yang menilai banyak peluang kerja sama yang masih terbuka untuk dilakukan pemerintah Indonesia khususnya antara Pemprov Sumut dan Uni Eropa.

"Masalah kerja sama tenaga kerja dinilai satu hal yang perlu dilakukan antara Indonesia dan Uni Eropa," ungkap Parlindungan.

Delegasi dari Uni Eropa, Walter Van Hattum, mengakui, Uni Eropa memiliki ketergantungan dalam beberapa produk dan komoditas yang dihasilkan Indonesia, meski kelemahan produk itu juga diakui masih menjadi kendala dalam transaksi perdagangan. Dengan adanya kerja sama tersebut kendala-kendala itu diharapkan bisa diatasi.

Dia mencontohkan kopi misalnya, Uni Eropa dikenal sebagai pengimpor terbesar dunia atau mencapai 52%, sedangkan kakao, negara-negara tersebut dikenal sebagai pengolah biji kakao terkemuka.
sumber : www.gresnews.com

No comments:

Post a Comment