Sunday, August 21, 2011

Pilkada DKI 2012 Perlu Pemimpin Yang Realistis

Warga Jakarta pada 2012 mendatang akan memilih gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Ditengah carut marut Jakarta saat ini yang tidak selesai maka pemimpin DKI Jakarta harus yang benar benar tahu persoalan ibukota Negara Republik Indonesia ini.Pemimpin tidak yang diperlukan bukan hanya pintar berbicara dan mengolah kata sehingga perubahan tinggal hanya wacana belaka. Pemimpin sekarang mempunyai rangking kurang memuaskan dalam menjalankan roda pemerintahannya membangun DKI Jakarta nyaman, tentram, dan bersahabat bagi semua orang alias gagal. Makanya pemimpin mendatang dibutuhkan seorang yang banyak bekerja, bisa memberi solusi dan tidak pintar berteori dan berotorika politik saja.


Dalam membangun DKI Jakarta ke depan, perhatian khusus diperlukan etika hukum, etika budaya, dan etika politik. Berbagai pihak selayaknya memberikan bantuan kepada pemerintah dalam melakukan penghijauan, dan pembangunan infrastruktur, namun pembangunan yang tidak menimbulkan efek samping yang krusial terhadap hajat hidup orang banyak termasuk banjir dan kemacetan yang fundamentalis.Di pihak lain, pemimpin ke depan agar mengedepankan pemimpin yang sungguh sungguh memahami budaya berbagai suku di masyarakat, serta menghargai kemajemukan.Pembangunan mall, supermall, dan infrastruktur lainnya harus memperhatikan sektor ekonomi riil jangan sampai tertindas dan pula diimbangi dengan pembangunan karakter dan moral masyarakat.

Wacana politik DKI Jakarta sudah bergulir kencang dan aroma politik uangpun tidak akan luput dihindari.Harapan seluruh masyarakat DKI Jakarta di Pilkada 2012 mendatang melahirkan pemimpin yang kredibel dan mampu mengakomodir kepentingan rakyat banyak bukan kepentingan Partai Politik Pengusungnya dengan cara melihat dan memahami latar belakang pemimpin dan Partai pengusung dari calon Gubernur bersangkutan.


fh.pardosi










No comments:

Post a Comment