Wednesday, October 7, 2009

PERNYATAAN BMKG: Gempa Bumi Tidak Bisa DIPREDIKSI Karena Teknologi DETEKSI Gempa Belum Ada!

Foto BMKG Gempa Tidak Bisa Diprediksi Gambar BMKG Teknologi Deteksi Gempa Belum Ada
Ternyata gempa bumi tidak bisa diprediksi karena teknologi pendeteksi gempa belum ada! Ini pernyataan resmi dari BMKG atau Badan Meterorologi Klimatologi Dan Geofisika!

Hal ini cukup mengejutkan walaupun dikeluarkan untuk meredakan kekhawatiran masyarakat akibat terkait maraknya pihak yang mengaku mempunyai informasi mengenai daerah yang akan dilanda gempa. Yang bisa didapat oleh masyarakat hanyalah peringatan dini dan informasi tentang daerah rawan gempa bumi saja.

Memang alam masih menyimpan berjuta misteri untuk dipecahkan dan saya rasa adalah wajar kalau BMKG mengeluarkan pernyataan bahwa teknologi deteksi ancaman gempa bumi tidak ada sehingga gempa tidak mungki diprediksi. Data statistik dan analisa geografis memang milik manusia tetapi Allah SWT adalah yang memutuskan segalanya. Kita sebagai manusia hanya bisa berdoa demi keselamatan dan ampunan-Nya.

Inilah artikel lengkapnya.

BMKG: Gempa Belum Bisa Diprediksi Waktu dan Tanggalnya

Hingga saat ini belum ada teknologi yang mengetahui secara pasti kapan dan di mana gempa akan terjadi. Untuk itu, masyarakat tak perlu panik jika ada pihak yang mengaku mengetahui dengan pasti waktu dan tempat terjadinya gempa. Demikian dikatakan Fauzi, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, terkait maraknya pihak yang mengaku mempunyai informasi mengenai daerah yang akan dilanda gempa.

"Tidak benar kalau ada yang mengatakan akan terjadi gempa di daerah A pada waktu B," ujanya di Jakarta, Rabu (7/10). Fauzi mengatakan, yang hanya dapat dilakukan adalah memberi peringatan dini kapan gempa akan terjadi. Dengan begitu masyarakat sudah mempersiapkan diri jika gempa melanda pada waktu tertentu.

Selain peringatan dini, lanjutnya masyarakat juga harus mengetahui daerah mana saja yang rawan gempa. Daerah rawan gempa di Indonesia terbagi dalam enam wilayah. Daerah yang paling rawan terkena gempa adalah Pantai Pantai Barat Sumatera, Selatan Jawa, Selatan Nusa Tenggara Timur, Utara Papua, dan Sulawesi.

"Masyarakat yang berada di sana harus selalu siap dengan kemungkinan terjadi gempa. Karena daerah-daerah itu adalah wilayah aktif gempa," kata dia.

Selanjutnya Fauzi menyayangkan tindakan beberapa media yang salah mengutip dengan memberikan informasi mengenai waktu dan tanggal akan terjadi gempa. "Saat diwawancara saya bilang kemungkinan, tapi sewaktu keluar kata mungkin itu dihilangkan sehingga kesannya pasti. Padahal tidak begitu maksudnya," sesal dia.

Lebih jauh ia mengatakan, setelah suatu daerah diguncang oleh gempa yang berkekuatan besar, gempa-gempa susulan akan terjadi. Namun masyarakat tidak perlu khawatir, biasanya gempa-gempa susulan tidak sebesar gempa sebelumnya. Seperti yang terjadi di Padang dan sekitarnya, gempa pertama berkekuatan 7,6 skala richter, setelah itu gempa selanjutnya dibawah 5 skala richter. (Kompas)

No comments:

Post a Comment