Friday, October 30, 2009

INFO PENDIDIKAN: SISTEM Wajib Belajar 12 Tahun Terkait EFISIENSI Anggaran PENDIDIKAN

Sistem Wajib Belajar 12 Tahun Efisiensi Anggaran Pendidikan
Info pendidikan tentang efisiensi anggaran sistem wajib belajar 12 Tahun ini patut disimak karena ternyata negara masih berat untuk menerapkannya.

Wajib belajar 12 tahun belum akan diterapkan secara nasional karena beban anggaran pendidikan yang belum cukup. Pemerintah memilih untuk lebih bekonsentrasi meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah.

Wajib belajar 12 tahun sebaiknya diambil alih pemerintah daerah, supaya jadi prestasi pemimpin daerah dalam amsa pemerintahannya. Kebijakan di pendidikan dasar diorientasikan ke mutu karena pemerataan sudah tercapai. Demikian juga dengan pendidikan menengah SMA dan SMK, kata Bambang Indriyanto, Sekretaris Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas di Jakarta, saat berbicara dalam kegiatan Education Development Harmonization Forum 1. Kegiatan itu diselenggarkan PeLITA (Peningkatan Kualitas SMP/MTs) kerjasama Depdiknas/Depag-JICA.

Lebih lengkap efektifitas efisiensi wajib belajar 12 tahun terkait anggaran pemerintah.

Wajib Belajar 12 Tahun Dirasa Masih Berat

Menurut Bambang, jika anggaran pendidikan dipaksakan untuk membiayai wajib belajar 12 tahun, alokasi untuk rehabilitasi sekolah dan kebutuhan lain yang akan tersingkir. Lebih baik anggaran itu diprioritaskan untuk peningkatan mutu pendidikan 12 tahun, kata Bambang.

Peningkatan mutu di jenjang pendidikan menengah akan difokuskan untuk meningkatkan daya saing lulusan. Keberadaan SMK mesti bisa menyiapkan tenaga kerja yang bisa memenuhi pasar kerja regional di tingkat ASEAN dan Asia. Untuk SMA, mesti bisa menyiapkan lulusan yang siap amsuk ke jenjang perguruan tinggi.

Sementara itu, Direktur Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas Surya Dharma mengatakan guna mendukung peningkatan mutu penididkan dasar dan menengah perlu mempersiapkan guru dan tenaga pendidik yang berkualitas. Salah satunya dengan meluaskan penerapan lesson study yang didukung Jepang lewat JICA.

Penerapan lesson study di sekolah difokuskan di tingkat SMP. Metode itu sudah diterpakan lama di Jepang dan di bebrapa sekolah pilot project di Indonesia juga cukup berhasil. Di sini menekankan pembelajaran kolaboratif dari sesama guru dan juga siswa, kata Surya.

Menurut Surya, program lesson study membuat guru terus mau mengamati cara belajar siswa dan menolong mereka untuk bisa belajar dengan baik. Para guru pun saling berbagi dan mendukung untuk menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. kompas.

No comments:

Post a Comment