Tuesday, December 8, 2009

CARA MUDAH MENGATASI RASA MARAH Hindari Resiko Serangan JANTUNG

Foto gambar CARA MUDAH MENGATASI KEMARAHAN Hindari Resiko Serangan JANTUNG
Berikut ini tips cara mudah mengatasi kemarahan atau rasa marah agar terhindar dari resiko serangan jantung.

Harus disadari bahwa kondisi saat ini - terutama di bidang perekonomian - berada dalam tahap yang cukup memprihatinkan. Krisis global masih berlanjut walaupun katanya tidak berimbas banyak pada tatanan ekonomi nasional.

Dampak yang cukup terasa adalah dengan penghasilan yang cenderung tetap sedangkan tingkat inflasi yang terus menanjak dari tahun-ketahun membuat masyarakat merasa tertekan dan depresi. Reaksi yang paling nyata adalah begitu mudahnya amarah diumbar dan tak bisa ditahan lagi.

Saya punya seorang teman yang sudah cukup lama saya kenal. Dulu orangnya sangat halus dan penyabar. Tapi sekarang setelah cukup lama tinggal di ibukota telah terjadi perubahan 180 derajat! Gampang marah dan melepaskan kata-kata yang tidak pantas di muka umum. Berat sekali kelihatannya dalam menghadapi ganasnya persaingan kerja, kondisi macet yang tak berujung dan ditambah lagi himpitan kebutuhan ekonomi yang tidak bisa berkompromi dengan kucuran penghasilan yang semakin lama semakin kalah oleh laju inflasi.

Nah kalau sifat sabar dan santun bisa berubah, apakah sifat gampang marah juga bisa ya? Tternyata bisa diubah lho! Demikian pendapat para peneliti kesehatan mental. Pada salah satu penelitian berhasil ditemukan bahwa risiko serangan jantung bisa ditekan dengan mengurangi rasa marah.

Bagaimana cara mengurangi keinginan untuk marah supaya tidak lekas jantungan? Baca tuntas!

7 Cara Mengatasi Kemarahan

1. Rajin berolahraga secara teratur dapat mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati sehingga bisa mengatasi naik turunnya emosi. Yoga dan olahraga yang membuat rileks efektif untuk mengatasi sifat mudah marah.

2. Tanyakan kepada diri sendiri apakah dengan marah-marah akan bermanfaat juga buat orang-orang di sekitar Anda. Misalnya, tanyakan “Apakah saya dapat mengontrol situasi ini? Dapatkah saya mengubahnya menjadi lebih baik dengan marah-marah?”

3. Atasi ketegangan dengan mengambil beberapa napas dalam dan membuat otot-otot rileks. Bisa juga dengan mendengarkan musik lembut atau memvisualkan diri sendiri tengah berlibur di tempat favorit.

4. Periksa lagi bagaimana cara Anda berkomunikasi dengan orang lain. Banyak situasi yang menyulut kemarahan melibatkan orang lain. Saat diskusi menjadi panas dan membuat marah, hitung sampai 10 sebelum bicara. Ambil napas terlebih dahulu. Dengarkan lawan bicara secara seksama.

5. Coba sisipkan humor karena terbukti efektif meredakan kemarahan.

6. Cari alternatif, apakah Anda hanya marah-marah pada situasi tertentu? Selama beberapa minggu, buat catatan kapan dan di mana Anda biasa marah-marah. Kemudian lihat apakah ada kecenderungan tertentu yang memicu kemarahan.

7. Pertimbangkan konseling bila perlu. Ceritakan pada dokter soal kebiasaan Anda ini. Dokter itu akan merujukkan Anda pada orang yang ahli. kompas

No comments:

Post a Comment