VIVAnews - 'Conan The Barbarian' merupakan produksi remake dari film sukses yang pernah dibintangi Arnold Schwarzenegger di 1982. Dalam versi terbarunya, Conan dirilis dengan teknik tiga dimensi (3D). Sayangnya, tak semua bioskop memutarnya dengan format tersebut.
Film 'Conan The Barbarian' kali ini disutradarai Markus Nipel. Conan yang lahir di tengah peperangan, mewarisi naluri bertarung yang kuat. Masa kecilnya ditempa latihan dan ajaran pedang dari sang ayah.
Conan kecil (Leo Howard), bahkan membuat penduduk Cimmeria di desanya tercengang ketika pulang bertanding, dia membawa beberapa kepala manusia di tangannya. Sifatnya yang masih dikuasai amarah, sempat membuat sang ayah, Corin (Ron Perlman) khawatir.
Namun, masa kecil Conan bersama sang ayah terpaksa berhenti tatkala desanya diserang Khalar Zym (Stephen Lang). Ayahnya, yang tak mau memberitahu di mana letak bagian topeng keramat Acheron yang hilang, ikut menjadi korban. Conan kecil berhasil lolos dan berjanji untuk membalaskan dendam sang ayah.
Beberapa tahun kemudian, Conan yang mengembara tak tentu arah, tumbuh dewasa dan kekar. Sosok Jason Momoa terpilih untuk memerankan Conan dewasa. Tubuh kekarnya ditambah dengan otot yang menonjol mungkin menjadi salah satu alasan mengapa Jason cocok untuk memerankan Conan.
Cerita bergulir hingga akhirnya dia berhasil menemukan pembunuh orangtuanya, yaitu Khalar Zym. Zym semakin kuat lantaran kini dia memiliki topeng Acheron yang keramat. Tapi memiliki topeng itu pun tak cukup, topeng itu harus dialiri oleh darah milik gadis keturunan murni yakni milik Tamara (Rachel Nichols).
Layaknya sebuah pemanis dalam cerita perang antar suku yang kelam, Tamara yang dikejar-kejar Zym, secara tak sengaja bertemu dengan Conan. Tahu bahwa Tamara adalah umpan yang tepat untuk mengeluarkan Zym, maka lelaki barbar itu mengatur strategi. Tapi melawan Zym dan putrinya yang jago sihir, Marique (Rose McGowan), ternyata tak mudah.
Berhasilkah Conan membalaskan dendamnya? Atau mengumpankan Tamara pada Zym justru berakhir petaka?
Pemilihan kostum dan tata rias yang apik membuat film ini terlihat nyata. Adegan Conan melawan prajurit pasir hasil 'sihir' Marique, menjadi salah satu adegan yang cukup menarik untuk dinikmati. Karena film ini menampilkan bangsa barbar yang masih primitif, beberapa kaum perempuan pun diceritakan belum tahu cara berpakaian.
Mengingat film ini penuh dengan adegan kekerasan dan ada juga adegan percintaan, film ini memang bukan diperuntukkan untuk anak kecil.
Namun dari segi cerita, film ini memang tak banyak menampilkan perubahan yang berarti. Sang sutradara masih menjadikan cerita karya Robert E Howard (1932) sebagai dasar cerita untuk filmnya.
Berminat menyaksikan kisah fantasi supranatural 'Conan The Barbarian'? Setelah dirilis secara internasional pada 19 Agustus lalu, akhirnya film Conan The Barbarian bisa disaksikan di bioskop Indonesia.
No comments:
Post a Comment