Sunday, October 9, 2011
Seorang Anak Tersenyum Hanya Dalam Kebahagiaan Sejati
Meski saya belum berkeluarga, namun saya sadar, menjadi orang tua adalah pekerjaan paling sulit dan, jelas, sebuah pekerjaan yang spektakuler. Saya terlalu sering lupa tentang hal yang paling penting dalam hidup. Saya cenderung seperti generasi yang sedih di kota-kota besar, efek dari ketegangan saraf, kegairahan sintetis, kebisingan yang kasar, tekanan yang provokatif, bagai seikat saraf yang terlalu eksplosif, melangkah bolak-balik, memukul meja, suara bernada tinggi, akibatnya semua yang saya sentuh berjalan keliru.
Dari waktu ke waktu, anak-anak tidak hidup di dunia yang sama dengan orang dewasa. Saya tidak pernah melupakan sihir di mata mereka, dan mereka mampu mengangkut saya kembali ke masa kecil. Ketika seorang anak meneteskan air mata karena bahagia, itulah mimpi yang menjadi kenyataan, kebahagiaan sejati yang tidak bisa ditukar dengan uang. Wajah mereka, senyumnya pada hari itu, akan menjadi kenangan yang tak terlupakan, dan saya yakin anda pasti bangga pada mereka.
Hehe, demikianlah pidato singkat saya hari ini, semoga anda lebih aktif dan berpartisipasi dalam kehidupan anak anda, maklumlah, karena saya sedang ikut menangis saat menyaksikan video kebahagiaan seorang anak dihari ulang tahunnya, saat membuka kado dari orangtuanya:
Labels:
filsafat
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment