Facebook benar-benar menyerupai rumah sakit jiwa, menurut saya, dimana orang-orang duduk dan menatap layar sambil ngomong sendiri disitu, berpura-pura jadi apa saja yang sebenarnya bukan diri mereka, dan mengumumkannya kepada teman-teman yang juga tidak benar-benar mereka miliki
Betapa konyol ketika orang membaca status orang lain dan mulai membayangkan apa yang terjadi dengan orang yang dia baca statusnya, dan apakah seseorang benar-benar ngakak saat dia mengetik hahahah?
Hanya di facebook, dimana semua orang bahagia dan sukses, anak-anak mereka cantik dan luar biasa, kerabat-kerabat mereka pun sempurna dan hebat, sebuah dunia antah berantah yang indah. Atau justru bisa seperti penjara, dimana seseorang punya sepotong gambar profil, lalu duduk seharian menulisi dindingnya, dan dicolek oleh orang tak dikenal yang satu sel dengan dia
Hanya di facebook, dimana seorang yang bukan siapa-siapa dicuekin saat membuat banyolan, tapi jika cewek seksi, seleb atau pejabat membuat banyolan yang sama dia akan mendapatkan 76 jempol, 64 komentar dan 43 permintaan pertemanan
Dapatkah Mark Zuckeberg membayangkan nanti dia diumur 90 tahun diatas kursi roda di panti jompo bakal colek-colekan? menunggu siapa kawannya yang meninggal duluan hingga dia mendapat colekan terakhir?
Terlepas dari tujuan Facebook sebagai media interaksi global, tapi juga banyak inefisiensi dan keributan yang terjadi gara-gara situs jejaring sosial ini. Dengan konfigurasi sekarang saja Facebook sudah bisa membuat revolusi disuatu negara, apalagi kalau Mark Zuckerberg sampai menambahkan tombol baru disebelah jempol: "sukurin lu", "berisik lu" atau "emang gue pikirin", maka pecahlah perang dunia ketiga
No comments:
Post a Comment