Saturday, May 28, 2011

Kerusuhan Antar Germo, Ratusan PSK Babak Bingkas, Polisi Lepas Tangan

 
 
Bagi supermodel sensual imigran azerbaijan (sebut saja indonezilla - bukan nama sebenarnya), selamat dari radiasi reaktor bocor ibarat dapat nyawa kedua. Berharap demi membuka lembar baru hidupnya, dia mencoba peruntungan merantau ke Jambi, kota kecil di Sumatra. Meski sempat terlunta-lunta di gurun Gobi yang tak berampun, meski harus merelakan spek maut tubuh eurasianya dalam transaksi primitif, dipreteli dan ditunggingi polisi perbatasan yang sintingnya ngaujubillah, demi mendapatkan visa kerja jangka pendek, tak mengapa.

Sadar bahwa dirinya sebatang kara, berbekal skill olah kelamin dan keterangan pengalaman modeling di Milan, dia memberanikan diri masuk sarang prostitusi kelas ekonomi, yang di Jambi dikenal dengan sebutan Pucuk. Tak ada yang tahu bagaimana dia bisa sampai kesana dan masuk jaringan Mad Jeno'ol, germo kakap godfather salah satu rumah bordil Pucuk. Tapi yang pasti dia mendapat lisensi dan fasilitas istimewa Mad Jeno'ol. Singkat cerita, debut perdananya dilokalisasi langsung meroket, ratingnya bertengger dilangit Pucuk, goyangannya merontokkan urat syahwat kaum adam, sekali lirik langsung ejakulasi, sekali tungging 10 lelaki masuk UGD. Dia jadi supestar, Mad Jeno'ol banjir pelanggan, banjir lendir, kaya mendadak. Tak heran kalau indonezilla dikawal puluhan centeng, tak sembarang orang boleh menyentuh anunya, biar kata lokalisasi murahan, tapi tarifnya ritz carlton, pengecualian.

Tapi hukum ekonomi pasar tak kenal kompromi, sesuatu yang mengganggu ekuilibrium pasti mendapat perlawanan. Tak terkecuali Mat Jeno'ol, reputasinya mulai meresahkan reaksi pasar, terutama Asiong, germo bintang lima bandar lendir Hok Tong pelabuhan Pelni. Bisa ditebak, Asiong mencoba persuasif membeli indonezilla 5 milyar, tapi Mat Jeno'ol tidak sedang berhalusinasi, buru-duru dia membentengi indonezilla dengan kontrak 10 tahun dengan klausul pembelian 800 milyar!

Asiong berkesimpulan saat tawaran win-win masih menyisakan pertanyaan, artinya dia tidak sedang ingin bernegosiasi, tekanan ini tidak akan berhenti sampai salah satu diantara mereka memohon ampun, taruhannya terlalu spesial untuk dilepaskan tanpa perlawanan. singkat cerita, siapapun last man standing, dialah pemenang kontes

Asiong mengeluarkan dekrit operasi sapu ranjang terbesar dalam sejarah prostitusi Jambi: kampanye Kamikaze. Ini adalah perang total tanpa tanding, terbesar dalam dimensinya, terburuk dalam kebrutalannya, dan terparah dalam kehancurannya. Asiong bertekad bahwa ini adalah perang ideologis suci melawan germo melayu, si beruk-cingkuk Mat Jeno'ol.

Sadar akan situasi ini,  para centeng Mat Jeno'ol memberi sinyal siaga penuh ke seluruh komandan-komandan Pucuk, sehingga tak satupun aksi sabotase mampu menembus blokade Pucuk yang terkenal performanya diatas rata-rata. Walaupun Korps Asiong memiliki elemen kejutan yang sempurna, namun dengan motivasi centengnya yang sebagian besar perantau, untuk rela mati tercincang di pedalaman sumatra, statusnya dipertanyakan.

Argumen tentang bergerak ke Pucuk terhenti sementara. Asiong melakukan manuver sepanjang kawasan kota, meninggalkan pucuk sebagai benteng terisolir. Kali ini dia mendeploy ratusan PSKnya, beserta balabantuan yang baru ditransfer dari Jawa, targetnya: merusak pasaran. Diam-diam Asiong banting harga 75%, booking satu bonus lima, terserah mau dibawa kemana, free charge! konsumen pun berfiesta, pedagang kondom berpesta. 

Kegilaan pesta seks merajalela, terjadi keresahan di Pucuk, meski saham indonezilla masih menduduki peringkat teratas, tapi saham-saham lain yang menyokong stabilitas pucuk terjun bebas dengan kecepatan yang mengagumkan. Efek Collateral Damage yang diharapkan Asiong tercapai. Ini memaksa Mat Jeno'ol bertanggung jawab atas rontoknya saham-saham para germo melayu Pucuk, otomatis untuk menjaga solidaritas antar kolega.

Tamparan balasan pertama dari Pucuk akhirnya keluar, ratusan PSK berparade sepanjang kawasan kuburan Cina sampai Simpang Rimbo, tak tanggung-tanggung, melayani siapa saja, tak peduli manusia atau hewan, selagi punya torpedo, Gratis! kejadian ini berlangsung seminggu, dan masing-masing kubu mempertahankan inci demi inci pelanggannya, dan mengklaim total musuhnya yang KO, silih berganti. Tak terhitung berapa lelaki, kuda, sapi, chihuahua merasakan servis gratis yang langka ini.

Sampai postingan ini dipublish, pertempuran sengit masih berkecamuk di pusat kota Jambi. Ratusan PSK yang overload tampak tertungging bonyok dibeberapa area, dilobang jamban, di tong sampah, di kolong tronton, dalam keadaan dehidrasi. Belum bisa ditaksir berapa kerugian yang diderita, akibat pertumpahan lendir ini, ratusan milyar sel sperma tak berdosa tewas bergelimpangan, dan dibiarkan membusuk. Kelihatannya tidak ada tindakan yang diambil otoritas Jambi untuk mengakhiri konflik, tampaknya mereka setengah hati mengupayakan diplomasi. Demikian Kontributor lapangan indonezilla TV wilayah sumbagsel, melaporkan!

No comments:

Post a Comment